jabar.jpnn.com, BANDUNG - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Ade Meidian Ambari SpJP (K) menyebut jika rasio jumlah dokter spesialis jantung di Indonesia belum merata.
Idealnya, rasio dokter jantung dengan penduduk itu sekitar 1 banding 100 ribu. Saat ini, jumlah dokter jantung di Indonesia baru sekitar 1.900.
“Anggap saja masyarakat Indonesia 300 juta, harusnya ada 3.000 dokter jantung, tetapi sekarang masih 1.900,” kata Ade Meidian dalam acara Bridging Global Guidelines with Local Practices: Customizing Cardiovascular Prevention, Rehabilitation Care and Sports Cardiology in Indonesia di Kota Bandung, dikutip Minggu (11/5/2025).
Selain jumlahnya yang kurang, kata dia, sebaran dokter spesialis jantung di Indonesia pun tidak merata.
"Sebarannya paling tinggi itu ada di pulau Jawa sama Sumatra, sedangkan di Papua itu ada beberapa provinsi baru yang belum ada dokter jantungnya," ujarnya.
"Jadi, masalah kita tidak hanya produksi, tapi penyebarannya juga," tambahnya.
Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan kementerian dan pemerintah daerah agar fokusnya tidak hanya mencetak sebanyak-banyaknya dokter spesialis, tetapi menyediakan fasilitas penunjangnya.
"Oleh karena itu, kita sering mengadvokasi Kementerian dan Pemerintah Daerah, tentang kebutuhan Dokter jantung, maka harus disiapkan fasilitasnya minimal ada Eco dan Treadmill, terus dokternya digaji, kalau dokternya tidak digaji, ya kabur," ucapnya.