jpnn.com, JAKARTA - Staf DPP PDIP, Nurhasan, yang diperiksa KPK terkait kasus Harun Masiku, mengungkapkan dampak psikologis yang dialami keluarganya akibat penyidikan tersebut. Dalam sidang di PN Tipikor Jakarta, Kamis (8/5), ia menceritakan bagaimana putranya yang masih SMP trauma hingga menolak mengaji, sementara istrinya terus menangis karena malu digunjing tetangga.
"Anak saya bilang, 'Aku malu ayah korupsi'. Saya langsung bilang, 'Kalau ayah korupsi, kita tak mungkin tinggal di rumah bocor'," ujar Nurhasan dengan suara bergetar.
Nurhasan menambahkan, istrinya terus menangis usai diperiksa KPK karena merasa dipermalukan tetangga yang "sok tahu".
Kejadian bermula ketika petugas KPK mendatangi rumah Nurhasan yang hanya berukuran 3x3 meter untuk mencari Harun Masiku. Kedatangan petugas tersebut memicu anggapan di masyarakat bahwa Nurhasan terlibat kasus korupsi.
"Saya bilang ke petugas KPK, 'KPK kan canggih, nyari Harun masa nanya ke saya?'" kata Nurhasan menirukan percakapannya saat itu.
Dja menilai tindakan petugas KPK yang memaksa masuk ke rumah kecilnya terkesan intimidatif dan tidak profesional.
Kasus ini terkait penyidikan KPK terhadap dugaan suap Harun Masiku yang melibatkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sidang akan dilanjutkan untuk mengungkap lebih jauh keterkaitan berbagai pihak dalam kasus tersebut. (tan/jpnn)