jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Pendidikan Anak Orissa Anggita R M.Psi., mengatakan karakter cerdas akal tidak cukup menjadi bekal keberhasilan anak di masa depan.
Menurut Orissa, anak juga harus memiliki kecerdasan sosial sehingga mampu hidup dan tumbuh dengan baik sebagai bagian dari masyarakat.
"Jadi, bukan hanya tentang mengenal dan mengelola dirinya sendiri, tetapi juga belajar untuk memahami orang lain," kata dia.
Orissa menjelaskan beberapa contoh aktivitas yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam membangun cerdas akal seperti rutinitas membaca buku minimal 10 menit/hari, membangun rasa ingin tahu anak dengan mengajak bermain variasi kegiatan dan mengamati lingkungan sekitar, hingga hindari memberikan solusi secara instan saat anak menemui kesulitan serta dukung asupan nutrisinya.
Kemudian, beberapa aktivitas cerdas sosial yang dapat dilaukan oleh orang tua diantaranya mengajarkan si kecil untuk mengenal wajah, membalas senyuman, belajar untuk antri.
"Berbagi, menunggu giliran hingga interaktif dalam bermain dengan teman sebaya serta peduli dengan orang lain," ujar Orissa.
Di sisi lain, beberapa faktor penting seperti kesehatan saluran cerna dan nutrisi juga harus diberikan sebagai penunjang.
Sebab, kesehatan saluran cerna bukan hanya tempat mencerna makanan, tetapi juga pusat dari sistem imun dan produksi neurotransmitter penting seperti serotonin (hormon suasana hati). Sekitar 90% serotonin dan 70-80% sel imun terdapat di usus. Saluran cerna yang sehat memastikan penyerapan nutrisi optimal, yang sangat penting untuk perkembangan otak dan regulasi emosi.
