jatim.jpnn.com, SURABAYA - Diabetes tak lagi hanya ancaman bagi usia lanjut. Fakultas Kedokteran (FK) Untag Surabaya menggelar sesi Medtalk bertajuk ‘Sweet Trap: Diabetes pada Anak Muda’ untuk mengedukasi generasi muda tentang bahaya penyakit yang kerap datang tanpa gejala awal yang mencolok.
Acara itu menghadirkan Kaprodi Pendidikan Profesi Dokter FK Untag Surabaya dr Dimas Aryo Pamungkas, Sp.PD,.
Dalam paparannya, dia menyampaikan diabetes tipe 2 di usia muda menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
“Tubuh yang cepat lelah tanpa aktivitas berat bisa menjadi sinyal awal. Kita harus lebih peka terhadap gejala seperti sering buang air kecil di malam hari, berat badan turun tanpa sebab, hingga luka yang sulit sembuh,” ujar dr Dimas.
Dia mengungkap peningkatan konsumsi minuman manis pada remaja usia 17–20 tahun sebesar 20 persen dalam lima tahun terakhir, berdasarkan data Kemenkes. Adapun satu porsi minuman kekinian bisa mengandung 60–80 gram gula, jauh melebihi anjuran konsumsi harian (maksimal 50 gram).
“Pola hidup pasif, kurang tidur, dan konsumsi gula berlebihan mempercepat risiko terkena diabetes bahkan komplikasi serius seperti penyakit jantung dan ginjal 10–15 tahun lebih cepat,” tuturnya.
Anak muda dianjurkan untuk mulai aktif bergerak minimal 150 menit per minggu, menjaga pola tidur cukup, dan mengatur asupan gizi demi mencegah risiko jangka panjang.
Dia membagikan kisah seorang pasien muda berusia 22 tahun yang datang dengan gejala sesak dan kadar gula darah mencapai 500 mg/dL. Sayangnya, komplikasi sudah terlanjur parah dan nyawa tak tertolong.