jpnn.com, JAKARTA - Tradisi Pacu Jalur dari Kuantan Singingi, Riau, tengah menjadi perbincangan dunia setelah aksi seorang anak laki-laki yang berdiri di ujung perahu dengan penuh semangat viral di media sosial.
Aksi tersebut memicu tren “aura farming” yang ramai diikuti pesohor internasional, sekaligus membuka peluang besar dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke tingkat global.
Melihat fenomena ini, AirAsia Move mendorong wisatawan untuk menjelajahi tradisi serupa di berbagai daerah Indonesia.
Platform perjalanan ini ingin mempermudah akses ke festival perahu dayung yang tak kalah meriah dan sarat nilai budaya di berbagai wilayah Nusantara.
“Melihat popularitas Pacu Jalur yang kini dikenal dunia, makin memotivasi kami untuk mengajak traveler internasional datang dan menyelami kekayaan budaya Indonesia,” ujar Amelia Virginia, Marketing Manager AirAsia MOVE Indonesia, dalam keterangannya, Jumat (11/7).
Dia menambahkan, AirAsia MOVE didukung oleh ratusan maskapai global untuk menghadirkan pengalaman wisata yang praktis dan menyenangkan.
Pacu Jalur sendiri diyakini telah ada sejak abad ke-17, dan menjadi simbol gotong royong masyarakat. Tradisi serupa juga hadir di daerah lain, seperti Lomba Dayung Jukung di Banjarmasin, Festival Perahu Naga di Tangerang, dan Lomba Bidar di Palembang. Ketiganya menjadi bagian penting dalam perayaan budaya lokal dan pelestarian warisan leluhur.
Lomba Dayung Jukung rutin digelar setiap 17 Agustus di Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sementara di Sungai Cisadane, Tangerang, Festival Perahu Naga berlangsung meriah dengan sentuhan budaya Tionghoa.